Bagaimanakah sejarah kampung Dukuh Garut? Kampung Dukuh Garut terkenal karena penduduknya masih memegang teguh tradisi dan keyakinan. Pandangan hidup yang dianut oleh masyarakat kampung ini berlandaskan pada paham sufisme yaitu sesuai dengan Mazhab Imam Syafii.
Selain menerapkannya dalam bersosialisasi seperti dalam menjunjung tinggi keharmonisan, pandangan hidup Kampung Dukuh juga diterapkan dalam bangunan. Ya, mereka hidup sederhana dengan tidak menggunakan tembok, genteng, dan kaca. Bagi mereka, hidup mewah cenderung menimbulkan persaingan dan merusak keharmonisan.
Sejarah Kampung Dukuh Garut
Kampung Dukuh berdiri sekitar 4 abad yang lalu yaitu di abad ke 17. Pendirinya bernama Syekh Abdul Jalil dimana saat itu Wilayah Garut dan sekitarnya masih di bawah kekuasaan Kerajaan Mataram. Syekh Abdul Jalil sendiri diminta oleh sang bupati, Rangga Gempol II untuk menjadi pemimpin agama di Sumedang.
Syekh Abdul Jalil bersedia menerima tawaran dari bupati. Akan tetapi, beliau juga mengajukan syarat yaitu semua orang di Sumedang tidak boleh melanggar hukum Islam. Sayangnya, persyaratan itu dilanggar oleh sang bupati sendiri ketika ia membunuh utusan dan Kerajaan Banten.
Hal ini membuat Syekh Abdul Jalil kecewa dan memutuskan untuk pergi ke arah selatan yaitu di sekitar wilayah Garut. Di tempat inilah beliau mendirikan kampung Dukuh dimana ia bercita-cita untuk mempertahankan syariat Islam di dalamnya sampai kapanpun.
Tidak Ada Perangkat Elektronik
Selain sejarah kampung Dukuh Garut yang sudah diceritakan di atas, ada hal-hal unik lainnya yang hanya ditemukan di kampung ini. Salah satunya adalah tidak adanya perangkat elektronik di sini. Warga percaya bahwa perangkat elektronik apapun hanya akan mendatangkan kemudharatan. Sehingga, bahkan lampu listrik sekalipun tidak ditemukan di sini.
Demikian pula jika Anda mencoba mencari tempat makan di Garut di tempat ini. Mungkin, Anda akan mengalami sedikit kesulitan. Bahkan, alat-alat makan warga juga masih sangat tradisional yaitu terbuat dari bambu, kayu, batok kelapa, dan lain sebagainya. Selain hemat, penggunaan alat-alat makan tersebut juga dianggap lebih menyehatkan.
Deskripsi Kampung Dukuh
Kampung Dukuh lokasinya sedikit terpencil namun aksesnya untuk saat ini terbilang cukup mudah. Pemandangannya sangat asri serta udaranya yang sejuk karena berada di sekitar 390 m di atas pemukaan laut. Jika diperhatikan, tanah di kampung ini miring sehingga rumah-rumah warganya berjajar bertingkat.
Terdapat hanya 42 rumah di pemukiman ini dengan bentuk dan luas bangunan yang hampir sama. Jumlah bangunan tidak mungkin bertambah lagi karena sudah tidak ada tanah yang kosong. Selain itu, ada masjid yang menjadi pusat peribadatan warga Kampung Dukuh.
Nama Kampung Dukuh sendiri diambil dari Bahasa Sunda yaitu tukuh yang berarti patuh atau teguh. Hal ini sesuai dengan filosofi warganya yang ingin selalu mempertahankan tradisi dan syariat Islam walaupun harus jauh dari modernitas. Nah, apakah Anda tertarik dengan sejarah Kampung Dukuh Garut ini?